Kamis, 31 Agustus 2023

 
TAKHAYUL DAN DOGMA

~ Ven. Sri Dhamananda
''Orang-orang mengolok-olok takhayul orang lain, sementara menghargai takhayul mereka sendiri.''
Namo Buddhaya,
Semua penyakit ada obatnya tapi tidak dengan takhayul. Dan jika karena alasan tertentu, takhayul apa pun mengkristal menjadi agama, itu dengan mudah menjadi penyakit yang hampir tidak dapat disembuhkan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keagamaan tertentu, bahkan orang-orang terpelajar saat ini melupakan martabat kemanusiaan mereka untuk menerima kepercayaan takhayul yang paling menggelikan.
Keyakinan dan ritual takhayul diadopsi untuk menghias agama untuk menarik orang banyak. Tetapi setelah beberapa waktu, ibarat tanaman merambat yang ditanam untuk menghiasi tempat suci itu, tumbuh lebih besar dan lebih cemerlang dari tempat suci tersebut, akibatnya ajaran agama diturunkan ke latar belakang dan kepercayaan takhayul serta ritual menjadi dominan; menjalar menutupi kuil.
Seperti takhayul, kepercayaan dogmatis juga mencekik pertumbuhan agama yang sehat. Keyakinan dogmatis dan intoleransi berjalan beriringan. Seseorang diingatkan tentang Abad Pertengahan dengan inkuisisi kejam, pembunuhan kejam, kekerasan, keburukan, penyiksaan dan pembakaran makhluk tak berdosa. Seseorang juga diingatkan tentang perang salib yang biadab dan kejam. Semua peristiwa ini dirangsang oleh keyakinan dogmatis dalam otoritas agama dan intoleransi yang diakibatkannya.
Sebelum perkembangan pengetahuan ilmiah, orang-orang jahil memiliki banyak kepercayaan takhayul. Misalnya banyak orang percaya bahwa gerhana matahari dan bulan membawa kesialan dan wabah penyakit. Hari ini kita tahu bahwa kepercayaan seperti itu tidak benar. Sekali lagi beberapa agamawan yang tidak bermoral mendorong orang untuk percaya pada takhayul sehingga mereka dapat memanfaatkan pengikut mereka untuk 'keuntungan' mereka sendiri. Ketika orang telah benar-benar memurnikan pikiran kebodohan mereka, mereka akan melihat alam semesta sebagaimana adanya dan mereka tidak akan menderita takhayul dan dogmatisme. Inilah 'keselamatan' yang dicita-citakan umat Buddha.
Sangat sulit bagi kita untuk memutuskan perasaan emosional yang melekat pada takhayul atau kepercayaan dogmatis. Bahkan cahaya pengetahuan ilmiah seringkali tidak cukup kuat untuk membuat kita menyerah pada kesalah pahaman. Misalnya, kita telah memperhatikan selama beberapa generasi bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari; tetapi secara pengalaman kita masih melihat matahari terbit, bergerak melintasi langit, dan terbenam di sore hari. Kita masih harus melakukan lompatan intelektual untuk membayangkan bahwa kita sebenarnya meluncur dengan kecepatan tinggi mengelilingi matahari.
Kita harus memahami bahwa bahaya dogmatisme dan takhayul berjalan seiring dengan agama. Waktunya telah tiba bagi orang bijak untuk memisahkan agama dari dogmatisme dan takhayul. Jika tidak, nama baik agama akan tercemar dan jumlah orang kafir akan bertambah, seperti yang sudah sudah. o0o ::dikutip dari postingan : Ivan Gunawan (30/08/2023, 13:36) di link: https://www.facebook.com/groups/190875935419155/permalink/851460569360685/

 HADIAH TERBAIK BAGI YANG TELAH MENINGGAL (2)


~ Ven. Sri Dhammananda
Namo Buddhaya,

Mereka yang terlahir kembali dalam bentuk roh yang tidak beruntung dapat dibebaskan dari kondisi penderitaan mereka melalui transfer jasa (=pelimpahan jasa) kepada mereka oleh teman dan kerabat yang melakukan beberapa perbuatan baik.
Perintah Sang Buddha untuk mentransfer pahala / melimpahkan jasa kepada orang yang telah meninggal ini adalah padanan dari kebiasaan Hindu yang telah turun temurun selama berabad-abad. Berbagai upacara dilakukan agar arwah leluhur yang telah meninggal dapat hidup damai. Kebiasaan ini telah memberikan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan sosial di negara negara Buddhis tertentu. Orang mati selalu dikenang ketika melakukan perbuatan baik, dan lebih banyak lagi pada kesempatan yang berhubungan dengan kehidupan mereka, seperti peringatan kelahiran atau kematian mereka. Pada kesempatan seperti itu, ada ritual yang umumnya dilakukan. Pemindah menuangkan air dari kendi atau bejana serupa lainnya ke dalam wadah, sambil mengulangi rumus Pali yang diterjemahkan sebagai berikut:
Seperti sungai, bila penuh harus mengalir mencapai dan mengisi saluran utama yang jauh. Jadi, apa yang diberikan di sini akan menjangkau dan memberkati roh-roh di sana. Seperti air yang dituangkan di puncak gunung segera turun dan memenuhi dataran. Apa yang diberikan di sini akan tercapai dan memberkati roh-roh di sana.
(Nidhikanda Sutta - Khuddakapatha)
Asal usul dan pentingnya pelimpahan jasa terbuka untuk perdebatan ilmiah. Meskipun adat kuno ini masih ada sampai sekarang di banyak negara Buddhis, sangat sedikit umat Buddhis yang mengikuti adat kuno ini yang memahami arti pelimpahan jasa dan cara yang tepat untuk melakukannya. o0o :: dikutip dari posting oleh: Betty Gunawan (29/08/2023 08:09) di link; https://www.facebook.com/groups/190875935419155/permalink/850963109410431/

 
HADIAH TERBAIK UNTUK YANG TELAH MENINGGAL

~ Ven. Sri Dhammananda


Namo Buddhaya,

Sang Buddha berkata bahwa pemberian terbesar yang dapat diberikan seseorang kepada leluhurnya yang telah meninggal adalah dengan melakukan 'perbuatan jasa' dan mentransfer/melimpahkan jasa-jasa yang telah diperolehnya.

Dia juga mengatakan bahwa mereka yang memberi juga menerima buah dari perbuatan mereka. Sang Buddha mendorong mereka yang melakukan perbuatan baik seperti memberi sedekah kepada orang suci, untuk mentransfer pahala yang mereka terima kepada orang yang telah meninggal.

Sedekah harus diberikan atas nama almarhum dengan mengingat hal-hal seperti, 'Ketika dia masih hidup, dia memberi saya kekayaan ini; dia melakukan ini untuk saya; dia adalah kerabat saya, rekan saya, dll. (Tirokuddha Sutta_Khuddakapatha).

Tidak ada gunanya menangis, menyesal, meratap dan meratap; sikap seperti itu tidak ada konsekuensinya bagi mereka yang telah meninggal.


Mentransfer pahala/melimpahkan jasa kepada yang meninggal didasarkan pada kepercayaan populer bahwa pada kematian seseorang, 'jasa' dan 'kerugian' nya ditimbang satu sama lain dan takdirnya ditentukan, tindakannya menentukan apakah dia akan terlahir kembali di alam kebahagiaan atau alam kesengsaraan. Keyakinannya adalah bahwa orang yang meninggal mungkin telah pergi ke alam roh yang telah meninggal. Makhluk-makhluk dalam bentuk kehidupan yang lebih rendah ini tidak dapat menghasilkan jasa-jasa baru, dan harus terus hidup dengan jasa-jasa yang diperoleh dari dunia ini.

Mereka yang tidak menyakiti orang lain dan melakukan banyak perbuatan baik selama hidupnya, pasti akan memiliki kesempatan untuk terlahir kembali di tempat yang bahagia. Orang seperti itu tidak membutuhkan bantuan kerabat yang masih hidup.

Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk terlahir kembali di alam bahagia selalu menunggu untuk menerima pahala dari kerabat mereka yang masih hidup untuk menutupi kekurangan mereka dan untuk memungkinkan mereka terlahir di alam bahagia.


o0o


:: dikutip dari posting oleh: Betty Gunawan (25/08/2023 09:00) di link:

https://www.facebook.com/groups/190875935419155/permalink/849253429581399/

Sabtu, 06 Januari 2018

SEPULUH MANTRA PENDEK (DASA CULA MANTRA)


1. CINTAMANI CAKRAVARTIN DHARANI
Sumber: Cintamani-cakra Sutra

NAMO BUDDHAYA. NAMO DHARMAYA. NAMO SANGHAYA.
NAMO ARYAVALOKITESVARA BODHISATTVAYA MAHASATTVAYA MAHAKARUNIKAYA. TADYATHA: OM CAKRAVARTI CINTAMANI MAHAPADMA DURU DURU TISTHA.
SRA-AKARE-SAYE HUM. PHAT. SVAHA.
OM PADMA CINTAMANI SRA HUM. VARTA PADME HUM
.


Umat yang dengan hati tulus tekun mambaca Dharani ini, pasti dapat memperoleh segala sesuatu yang menjadi harapannya. Demikian pula, saat menjelang ajalnya, ia akan melihat Buddha Amitabha dan para Bodhisattva Pengiring datang menyambut dirinya.

 

2. JVALA MAHA UGRA DHARANI
Sumber: Santika-sriya Sutra

NAMO SAMANTHA BUDDHANAM. APRATIHATASASANAM. TADYATHA: OM KHA KHA KHAHI KHAHI HUM. JVALA JVALA. PARAJVALA PARAJVALA. TISTHA TISTHA. SITTIR SITTIR. SA PHAT. SA PHAT. SANTIKA. SRIYE. SVAHA.
Dharani ini mampu melenyapkan berbagai malapetaka yang akan menimpa diri umat yang membacanya. Umat dapat membaca Dharani ini sebanyak 108 (seratus delapan) kali dengan penuh semangat di hadapan altar rumah vihara.

 

3. GUNARATNASILA DHARANI
Sumber: Yuen-Yin-Wang-Sheng Ci.

NAMO BUDDHAYA. NAMO DHARMAYA. NAMO SANGHAYA. OM SIDDHI HALULU SATRU JELIPA KRIBHA SIDDHARE PURURE. SVAHA.
Umat yang pernah berbuat jahat, lalu ia menyesal, bertobat dan tekun membaca Dharani ini sampai di akhir penghidupannya, ia tidak akan jatuh ke dalam neraka Avici. Ia akan terlahir di alam bahagia.

 

4. MAHACUNDI DHARANI
Sumber: Cundi-dharani Sutra

NAMO SAPTANAM ] SAMYAK-SAMBUDDHA KOTINAM. TADYATHA: OM CALE CULE CUNDI. SVAHA.

Dharani ini bermanfaat untuk menghapuskan segala dosa. Umat yang telah membaca Dharani ini sebanyak 900.000 (sembilan ratus ribu) kali, ia dapat menghapuskan dosa berat, seperti 5 (lima) karma berat (garuka karma), 10 (sepuluh) perbuatan buruk (dasa akusala karma). Ia akan dilindungi oleh 2 (dua) dewa pelindung yang dikirim oleh Mahacundi Bodhisattva.

 

5. ARYA AMITAYUR NIYAMA PRABHARAJA DHARANI
Sumber: Mahayana Aryamitayur-niyama-prabharaja-dharani Sutra

OM. NAMO BHAGAVATE ABHARAMITAYURYANA. SUBHINISCITTA TEJARAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAKSAMBUDDHAYA. TADYATHA: OM SATLIBHA SAMSKARI PARISUDDHA DHARMATE GAGANA. SAMUDGATE. SVABHAVA. VISUDDHI. MAHADAYA. PARE VARE. SVAHA.

Umat yang menulis, menyebarluaskan, atau membaca Dharani ini dengan hati yang tulus, akan menjadi panjang usia. Karma buruk pembawaannya yang amat berat akan menjadi ringan jika ia tekun membaca Dharani ini, dan setelah meninggal dunia ia akan terlahir di Negeri-Buddha di Sepuluh Penjuru Alam.

 

6. BHAISAJYAGURU TATHAGATASATYAKRIYA
Sumber: Bhaisajyaguru-vaidurya-prabhasa-tathagata-purva-pranidhana Sutra

NAMO BHAGAVATE BHAISAJYAGURU VAIDURYAPRABHARAJAYA TATHAGATAYA ARHATE SAMYAKSAMBUDDHAYA. TADYATHA: OM BHAISAJYE BHAISAJYE BHAISAJYA SAMUDGATE. SVAHA.

Dharani ini bermanfaat untuk memusnahkan segala malapetaka, penyakit parah, serta memperpanjang usia kehidupan umat yang membacanya dengan hati tulus.

 

7. ARYAVALOKITESVARA BODHISATTVA VIKURVANA SATYA-KRIYA

OM MANI PADME HUM. ] MARGAJNANA CITTOTEBHATA. CITRASYANA. VIDRGA. SARVATHA. PURISTAGANAPURNA. NAPURIDUSVANNA. NAMAH AVALOKITESVARAYA. SVAHA.

Bermanfaat untuk melindungi diri agar terhindar dari berbagai serangan yang berbahaya.

 

8. SAPTA ATITABUDDHA KARASANIYA SATYAKRIYA
Sumber: Mahavaipulya Sutra

REVA REVATE GUHA GUHATE. DHARANITE NIHARATE VRNITE MAHAGATE CHELINGANTE. SVAHA.

Dharani ini dibabarkan oleh tujuh Buddha di masa lampau, dan bermanfaat untuk memusnahkan dosa yang timbul dari 5 karma berat, 4 parajika dan lain sebagainya. Umat yang tekun membaca Dharani ini akan menjadi murni kembali dan akan memperoleh pahala berlimpah.

 

9. SUKHAVATIVYUHA MANTRA


NAMO AMITABHAYA TATHAGATAYA. TADYATHA: AMITE AMITOBHABE. AMITA SAMBHABE. AMITA BIKRANA TAMKARE. AMITA BIKRANATA. AMITA GAGANA KRITIKARE. SVAHA.

Namo Amitoupo ye, Tou ta cia tou ye, tou ti ye ta
Amilito popi, Amilito Si Tan Popi
Amilito Pi Cia Lan Ti, Amilito Pi Cia Lan Tou
Cia Mini, Cia Cia Na, Ce Thou Cia Li. Soha


Dharani ini bermanfaat untuk menghancurkan akar dari segala halangan karma buruk. Umatyang tekun membaca Dharani ini sebanyak 21 x 6 di pagi hari serta 21 x 6 di malam hari, akan selalu dilindungi oleh Buddha Amitabha dan Bodhisattva Pengiring-Nya serta terlahir di Sukhavati setelah meninggal dunia. Umat yang tekun membaca genap 300.000 (tiga ratus ribu) kali akan dapat melihat visual Buddha Amitabha pada masa hidup sekarang ini.

 

10. SRIDEVI (SUDEVI) MANTRA
   
Sumber: Suvarnaprabhasa Sutra

NAMO BUDDHA. NAMO DHARMA. NAMO SANGHA. NAMO SRI MAHADEVIYA. TADYATHA: PARIPURNA CALISAMANTA DARSANI MAHA VIHARA GATE. SAMANTA VINIGATE. MAHA KARYA. PANI PARAPANI. SARIVARTHA SAMANTHA SUPRITE. PURENA ALINA SARMANTE MAHA VIKUBITE. MAHAMAITRETE. RUPA SANGHITE HETISEI SANGHIHETI. SAMANTA ATHA-ANU DHARANI.

Dharani ini membantu umat cepat mancapai samadhi 'Suvarnaprabhasa' (Sinar Emas), yang dengan cara itu ia mampu menghancurkan halangan kilesa, karma dan vipaka, serta mencapai tiga kebajikan (prajna, vimoksa dan dharmakaya).



Sumber:
Tata Upacara Kebaktian Umum dan Kebaktian Hari Uposatha, Pusdiklat Agama Buddha Mahayana Indonesia
**https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17787.0


Selasa, 02 Januari 2018

MANFAAT & PAHALA MANTRA MAHA GEMILANG ENAM AKSARA

六字大明咒之利益及功德! MANFAAT & PAHALA MANTRA MAHA GEMILANG ENAM AKSARA
(diterjemahkan oleh Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira)
Mantra Maha Gemilang Enam Aksara:
唵嘛呢叭咪吽; OM MANI PADME HUM
壹、六字大明咒的意义:
1. Makna yang tersirat dari mantra gemilang enam aksara:
六字大明咒出自《佛说大乘庄严宝王经》,又称:万咒之王、观音心咒、观世音菩萨六字大明咒、六字大明陀罗尼。此咒又为一切咒之心,所以又叫大悲心咒,为大乘之精纯。
Mantra enam aksara maha gemilang berasal dari Sutra 《Fo Shuo Ta Sheng Cuang Yen Pao Wang Cing》, disebutkan mantra Om Mani Padme Hum adalah Raja dari puluhan ribu mantra, mantra hati dari Kuanyin, dikenal mantra Kuan She Yin Pu Sha enam aksara maha gemilang, atau Dharani enam huruf maha gemilang. Mantra ini juga sebagai semua Mantra Hati, oleh sebab ini disebut mantra maha karuna hati, adalah inti sari mantra Mahayana.
六字大明咒梵语意为「皈依莲华上之摩尼珠」。此是藏传佛教徒向莲华手菩萨(观世音)祈求未来往生极乐之时所唱之六字明咒。
Mantra enam aksara maha vidya (terang/gemilang) adalah mantra Sansekerta yang di artikan “Berlindung di atas bunga teratai Ratna Manikam”. Adalah mantra Tibetan yang dilafalkan terhadap Lian Hua Show Pu Sha (Bodhisattva tangan memegang lotus/ Kuan She Yin), untuk memohon saat masa yang akan datang agar terlahir di surga Sukhavati, dengan menjapa mantra enam aksara ini.
藏传佛教徒相信此菩萨在极乐世界之莲台救济祈祷者,令出离生死,故不分僧俗盛行口唱此明咒。
Praktisi Tibetan Buddhism sangat yakin terhadap Bodhisattva yang berada di surga Sukhavati yang duduk di atas teratai untuk menolong dan peduli kepada siapa saja yang memohon kepadanya, untuk keluar dari arus kelahiran dan kematian. Karena itu tidak dibedakan sangha atau umat, semuanya rajin mempraktikkan dan menyanyikan mantra gemilang ini.
此六字被赞称为智慧、解脱、救济、快乐之本源,唱念此六字可分别免去流转轮回于天、人、阿修罗,以及畜生、饿鬼、地狱等六道之苦。
Mantra enam aksara ini juga dipujikan sebagai sumber mengembangan kebijaksanan, pembebasan mutlak, mendapatkan pertolongan dan kepedulian, kegembiraan. Menjapa mantra enam aksara ini dapat dibedakan untuk menghindari berputar di arus penderitaan di enam alam tumimbal lahir seperti:
1. Dewa;
2. Manusia;
3. Asura (raja setan);
4. Binatang;
5. Setan kelaparan;
6. Neraka.
六字大明咒是用六种智慧来对治六道众生不同的烦恼:
Mantra maha gemilang enam aksara adalah digunakan “Enam jenis kebijaksanaan’ untuk menyembuhkan makhluk-makhluk di enam alam yang berbeda kegalauannya:
「嗡」:白色之平等性智光,净除在天道中之骄傲及我执,断除堕落、变异之苦。
(Om) warna putih yang memiliki cahaya kesetaraan dari inti kebijaksanaan, membersih dan melenyapkan kesombongan dan kemelekatan terhadap sang aku di alam Dewa, memutus dan melenyapkan kemerosotan atas penderitaan perubahan dan perbedaan (Pikiran yang berubah-ubah dan berbeda-beda).
「嘛」:绿色之成所作智光,净除阿修罗道中之忌妒,断除斗争之苦。
(Ma) warna hijau menampilkan cahaya kebijaksanaan keberhasilan dalam karya, membersih dan melenyapkan keiri-hatian, kedengkian dari alam Asura, memutus dan melenyapkan penderitaan akibat pertengkaran dan pertempuran.
「呢」:黄色之自生本智光,净除人道中之无明及贪欲,断 除生、老、病、死、贫苦之灾。
( Ni) warna kuning mewujudkan cahaya kebijaksanaan inti dari jati diri, membersih dan melenyapkan kebodohan dan keserakahan nafsu dari alam Manusia, memutuskan dan melenyapkan bencana kelahiran, usia tua, penyakit, kematian dan penderitaan kemiskinan.
「呗」:蓝色之法界体性智光,净除畜牲道中愚痴,断除暗哑苦。
(Pad/ped) warna biru menampilkan kebijaksanaan hakikat dan Dharma-dhatu, membersih dan melenyapkan kedunguan dari sifat alam Binatang, memutus dan melenyapkan penderitaan kegelapan dan ketidak-mampuannya.
「美」:红色之妙观察智光,净除饿鬼道中之悭吝,断除饥 渴苦。
(Me) warna merah menampilkan cahaya kebijaksanaan perenungan ajaib, membersih dan melenyapkan kekikiran dari alam Setan kelaparan.
「吽」:黑蓝色之大圆镜智光,净除地狱中之瞋恨,断除热 寒苦。
(Hum) warna hitam kebiruan menampilkan cahaya kebijaksanaan cermin maha besar, membersih dan melenyapkan kebencian dari alam Neraka, memutus dan melenyapkan penderitaan panas membara.
六字大明咒的表法
Perwujudan Dharma dari mantra gemilang enam aksara
「嗡」表天道;
「嘛」表阿修罗道;
「呢」表人道;
「呗」表畜生道;
「美」表鬼道;
「吽」表地狱道,
持诵此六字咒即能断轮回、出三界、证圣果。
(Om) Mewakili alam dewa;
(Ma) mewakili alam asura;
(Ni) mewakili alam manusia;
(Pad/ped) mewakili alam binatanag;
(Me) mewakili alam setan kelaparan;
(Hum) mewakili alam neraka;
Menjapa mantra gemilang enam aksara ini dapat memutuskan rantai tumimbal lahir, keluar dari Triloka Dhatu (Karma-dhatu, Rupa-dhatu, Arupa-dhatu), dan mencapai buah kesucian.
贰、六字大明咒的持诵功德:(出自《大乘庄严宝王经》)
2. Pahala menjapa mantra maha gemilang enam aksara: di sabdakan di dalam Sutra 《Ta Sheng Cuang Yen Pao Wang Cing》
此六字大明陀罗尼,是观自在菩萨摩诃萨微妙本心,若有知是微妙本心,即知解脱。
Dharani mantra maha gemilang enam aksara ini, adalah dasar hati penuh keajaiban dari Kuan Ce Cai ( Kuan She Yin) Bodhisattva Mahasattva, bilamana ada yang mengetahui inti hati penuh keajaiban, seketika mengetahui untuk pembebasan mutlak.
若有人以此六字大明陀罗尼,身中项上戴持者。善男子!若有得见是戴持之人,则同见于金刚之身;又如见于舍利窣堵波,又如见于如来,又如见于具一俱胝智慧者。
Bilamana ada orang tubuhnya membawa mantra maha gemilang enam aksara ini. Putra Berbudi! Bilamana ada yang melihat/menampakkan pembawa mantra ini, sama melihat tubuh vajra, juga bagaikan melihat sarira/relik stupa, juga bagaikan melihat Tathagata, juga bagaikan melihat begitu banyak para bijaksanawan.
若有善男子、善女人,能依法念此六字大明陀罗尼,是人得无尽辩才,得清净智聚,得大慈悲。
Bilamana ada putra berbudi, atau putri berkebajikan, dapat mengandalkan Dharma ini untuk mengingat dharani maha gemilang enam aksara ini, orang tersebut memiliki kepiawaian yang tidak ada habisnya, memiliki semua kebijaksanaan dan memiliki maha maitri karuna (cinta kasih dan belas kasih universal).
如是之人得具六波罗蜜多圆满功德,是人得天转轮灌顶,是人于其口中所出之气触他人身,所触之人发起慈心,离诸瞋毒,当得不退转菩萨,速疾证得阿耨多罗三藐三菩提。
Orang-orang demikian yang rajin melafalkan mantra maha gemilang, memiliki kesempurnaan pahala melaksanakan Sad Paramita, orang tersebut mendapatkan Abhiseka (Kuan Ting) Thien Cuan Lun ( Pemutar Roda Dewa), orang tersebut mulutnya bila mengeluarkan nafasnya ke tubuh orang lain, nafasnya bersentuhan dengan orang lain maka orang tersebut akan membangkitkan hati cinta kasih, menjauhi segala kebencian dan racun hati, seketika peroleh tingkatan Bodhisattva tidak mundur, segera mencapai tingkatan Anuttara Samsakasambodhi ( Kesempurnaan Buddha).
若此戴持之人,以手触于余人之身,蒙所触者,是人速得菩萨之位;若是戴持之人,见其男子、女人、童男、童女,乃至异类诸有情身,如是得所见者,悉皆速得菩萨之位。
Bilamana ada orang membawa atau memakai mantra maha gemilang ini, tangannya bersentuhan dengan tubuh orang lain, orang yang kena sentuhan tangan tersebut akan segera mendapatkan tingkatan Bodhisattva; Bilamana ada orang membawa atau memakai mantra maha gemilang ini, melihat kaum pria, wanita, anak lelaki, anak perempuan, bahkan sampai tubuh-tubuh yang berbeda dari makhluk-makhluk yang berperasaan. Makhluk-makhluk yang dilihatnya itu segera mendapatkan tingkatan Bodhisattva.
如是受持六字大明咒之人,永不受生老病死苦爱别离苦,而得不可思议相应念诵。
Demikian orang yang menerima dan menjapa mantra maha gemilang enam aksara ini, selamanya tidak menerima penderitaan yang disebabkan oleh lahir, usia tua, sakit, mati dan perpisahan yang dicintai. Bahkan saat menjapanya mendapatkan kegaiban (kemujizadan) yang tidak terpikirkan.
若得彼(六字大明咒)者,不可思议无量禅定相应,即同得阿耨多罗三藐三菩提,入解脱门、见涅盘地;贪瞋永灭、法藏圆满;破坏五趣轮回、净诸地狱;断除烦恼、救度傍生;圆满法味一切智智、演说无尽。
Bilamana praktisi yang menjapa mantra maha gemilang enam aksara ini, akan peroleh Samadhi (ketenangan) yang tidak terbatas dan tidak terpikirkan, seketika bagaikan mendapatkan tingkatan Anuttara Samyaksambodhi, memasuki pintu pembebasan mutlak, menampakkan Nirvana; keserakahan dan kebencian selamanya lenyap, sempurnanya pengetahuan Dharma, meninggalkan lima alam penderitaan (alam dewa, asura, manusia, binatang, setan kelaparan), dan menetralisirkan semua alam neraka; memutus dan melenyapkan kegalauan, menolong dan peduli kepada para binatang, sempurnanya semua kebijaksanaan akan rasa Dharma, memiliki kepiawaian dalam menjelasakan yang tidak terbatas.
若有人书写此六字大明陀罗尼者,则同书写八万四千法藏而无有异。
Bilamana ada orang menulis mantra maha gemilang enam aksara ini, sama juga sudah menulis delapan puluh empat ribu Dharma Pitaka, tidak ada perbedaan.
若有人以天金宝,造作如微尘数如来.应.正等觉形象。如是作已,而于一日庆赞供养,所获果报不如书写此六字大明陀罗尼中一字所获果报功德,不可思议善住解脱。
Bilamana ada orang dengan penggunakan emas dan permata langit, membuat rupang Tathagata Arahat Buddha bagaikan butiran pasir debu banyaknya, bila sudah dibuat ini dan selama satu hari memuliakan dan berdana, jasa pahala dan pembalasan karma baik ini, tentu lebih baik menulis mantra maha gemilang enam aksara ini satu tulisan, jasa pahala dan pembalasan karma baik ini, tidak terpikirkan, peroleh kemantapan kebajikan dan pembebasan mutlak.
此六字大明王陀罗尼难得值遇,如彼金刚不可破坏,如见无上智如无尽智,如如来清净智,如入无上解脱,远离贪瞋痴轮回苦恼,如禅解脱三摩地三摩钵底,如入一切法,而于恒时圣众爱乐。
Mantra maha gemilang enam aksara ini sangat sulit ditemukan, bagaikan sekuat intan yang tidak bisa dihancurkan, bagaikan melihat kebijaksanaan tiada tara, bagaikan kebijaksanaan tanpa batas, bagaikan kebijaksanaan kesucian Tathagata, bagaikan memasuki pembebasan tiada taranya, menjauhi penderitaan dan kegalauan akibat keserakahan, kebencian, kebodohan, tumimbal lahir, bagaikan memasuki pembebasan Samadhi, dan San Mo Po Ti, bagaikan memasuki semua Dharma, dan selamanya para makhluk suci menyenangi dan senang kepadanya.
持诵六字大明咒之人,没有贫富、男女、老幼之分,皆可使七代祖先超升解脱。
Orang yang mempraktikkan dan menjapa mantra gemilang enam aksara ini, tiada dibedakan kaya-miskin, pria-wanita, tua-muda, semuanya bahkan para leluhur tujuh tingkatan bisa ke angkat dan terbebaskan.
不单口唱此明咒始有功德,即着于身、持于手、蒙于家,亦得解脱生死之因。Bukan hanya mulut yang menjapa mantra gemilang ini awalnya mendapat pahala, bahkan tubuh, tangan dan sekeluarga juga mendapatkan sebab pembebasan kelahiran dan kematian.
藏传多记载将此明咒书写于长布片,藏于经筒,称为法 轮;一般以手转,或一风车、水车之力转之,称为转法 轮,可了脱生死轮回之苦。也有书于旗旆,飘扬空中,或见于碑者。
Di Tibet banyak sejarah menulis mantra gemilang ini di kain atau kanvas yang panjang, bersama sutra digulung dinamakan Roda Dharma; biasanya pemutar mantra dengan tangan, atas memutar mantra melalui angin di mobil, atau melalui putaran perahu air, disebut Pemutar Roda Dharma, dapat terbebas dari penderitaan kelahiran dan kematian dalam tumimbal lahir, ada juga ditulis di atas bendera, gantungan bel/genta, juga di liontin rantai.
经上说,世尊于所有微尘皆能数其数量,若有念此六字大明陀罗尼一遍,所获功德世尊不能数其数量。
Di dalam sutra disabdakan: Hyang Lokanatha (Buddha) dapat menghitung banyaknya butiran debu, bilamana ada orang mengingat/ menjapa mantra gemilang enam aksara ini sekali saja, jasa pahalanya Buddha tidak bisa menghitung berapa banyaknya.
虽然世尊能以神力将十二年间降两之雨滴数一一算出,然而对于念一次六字大明咒之功德利益却不能数其数量
Walaupun Lokanatha (Buddha) mampu dengan kekuatan gaib selama 12 tahun menghitung tetesan air hujan, dan satu-persatu bisa dihitungnya, tetapi terhadap satu kali orang mengingat atau menjapa mantra gemilang enam aksara ini punya jasa pahala, Buddha tidak bisa menghitung jumlah banyaknya.
此世界之河川,及海洋之水滴可以尽数,然念一次六字大明咒之功德利益,依然数不尽。
Sungai yang ada di dunia ini, termasuk air samudra pada akhirnya bisa dihitung jumlahnya, akan tetapi satu kali mengingat atau menjapa mantra gemilang enam aksara ini manfaat dan jasa pahalanya, juga tidak pernah habis untuk dihitung.
虽然宇宙及须弥山之原子可以尽数,念一次六字大明咒之功德利益不能数尽。
Walaupun semesta alam yang memiliki gunung semeru dan isinya akhirnya bisa dihitung, tetapi satu kali mengingat atau menjapa mantra maha gemilang enam aksara ini manfaat dan jasa pahalanya tidak dapat dihitung habis.
持六字大明咒,对于病苦、刑罚、非时死之恐惧可以消除,寿命增长,福德增加,财富充盈 盈。
Mempraktikkan mantra gemilang enam aksara ini melenyapkan berbagai penyakit dan penderitaan, penalti/hukuman, ketakutan terhadap kematian belum waktunya, usia kehidupannya bertambah panjang, rejeki dan pahalanya bertambah, harta dan kemakmuran terus meningkat.
即使命终之时,通往下道诸门亦得而封闭,得以人、天之神受生,接触佛法,具足自由及机缘来修法。
Saat meninggal dunia, berdasarkan karma buruknya seharusnya memasuki alam-alam celaka, tetapi segala pintu celaka sudah ditutup. Selanjutnya akan dilahirkan jadi orang atau dewa, berjodoh dan bersentuhan dengan Buddhadharma, memiliki keluasaan juga berkesempatan dan berjodoh untuk melatih Dharma.
持咒者之气息触及他人,他人最终亦得证果。
Orang yang mempraktikkan atau menjapa mantra ini meniup dan bersentuhan dengan orang lain, orang lain pada akhirnya juga akan memperoleh buah kesucian.
任何来生均得高贵外形,语调和雅,门第尊贵,并具有诸种美德,例如得入禅定深境、长寿,善于从事利生事业,门徒众多,财富,智慧,所求满愿,并因深信诸如来而得为佛子。
Apapun kehidupan yang akan datang mendapatkan wujud kemuliaan, suaranya merdu dan damai, memasuki pintu terhormat dan yang utama. Juga memiliki berbagai keindahan dan keberuntungan, bagaikan orang yang memiliki Samadhi (ketenangan) yang sangat dalam, memiliki usia panjang, berkebajikan dalam urusan dan memberi faedah bagi semua makhluk, keturunan dan murid-muridnya banyak, harta kemakmuran, kebijaksanaan, apa yang dimohonkan semuanya terkabul, juga sangat meyakini para Tatahagata dan menjadi siswanya.
六字大明咒可封闭六道轮回之门,亦可超越世间的成就,同时为成就日后的佛果铺路,达到不退转之心。
Mantra gemilang enam aksara ini dapat menutup pintu enam alam tumimbal lahir, juga bisa melampaui keberhasilan/kesuksesan duniawi, waktu yang sama pula kelak untuk menapak keberhasilan peroleh buah kesempurnaan Kebuddhaan, dan hati mencapai ketidakmunduran lagi.
如果将亡之人能闻六字明咒,或持向尸体或骨骸,该人之意识即刻由下道之中得到解脱,往生上道,终得证果。如是此明咒之功德利益不可胜数。
Jikalau ada orang yang mau meninggal dunia dapat mendengar mantra gemilang enam aksara ini, atau menjapanya di hadapaan jenazahnya atau tulang abunya, pasti mendapatkan pembebasan, padahal orang tersebut seharusnya terjatuh ke alam celaka dikarenakan pikiran dan kesadarannya buruknya, malah terlahir di alam tingkat tinggi, pada akhirnya akan menerima buah kesucian. Demikian pahala dan manfaat mantra gemilang ini tidak bisa dihitung banyaknya.
受持六字大明咒者的身体疾病及障碍将会被净除;所造的语业被净化,种下妙音的种子;所有意念之无明、愚痴将被净除,得到佛菩萨智慧的加持。
Penerima dan praktisi mantra gemilang enam aksara ini, penyakit tubuhnya, disebabkan karma buruk dan rintangannya dapat lenyap sampai bersih; karma buruk dari mulut juga lenyap sampai bersih, menanam bibit baik kelak memiliki suara merdu ajaib, pikiran-pikiran yang dilanda kebodohan dan kedunguan semuanya lenyap sampai bersih, peroleh kebijaksanaan , bimbingan dan diberkati oleh Buddha dan Bodhisattva.
受持六字大明咒者若精进的修持,可将凡夫之身口意转化成佛菩萨之金刚身口意,甚至可将肉身修练出舍利子。
Penerima dan praktisi mantra gemilang enam aksara ini bila rajin dan tekun melatihnya, dapat merubah tubuh, ucapan dan pikiran orang awam menjadi pikiran, ucapan dan Tubuh Vajra, Tubuh Bodhisattva bahkan Tubuh Buddha, bahkan kelak tubuh dagingnya karena melatih diri menjelma menjadi sarira/relik.
受持六字大明咒者,甚至只念诵一遍明咒,亦可获得无量智慧,最终将升起慈悲心,且圆满六度波罗密;更将生为转轮圣王,达到不会退转的菩萨境界以至开悟。
Penerima dan praktisi mantra gemilang enam aksara, hanya mengingat dan menjapa satu kali mantra gemilang, dapat memperoleh kebijaksanaan yang tidak terbatas, pada akhirnya cinta kasih dan welas hatinya terus meningkat, sampai sempurnanya Sad Paramita (6 praktik Bodhisattvayana), kelak dilahirkan menjadi Raja Mulia Cakravarti, mencapai ketidakmunduran tingkatan Bodhisattva dan peroleh pencerahan.
凡有人或非人「见、闻、觉、受」(看见、听到、忆念、触及)到六字大明咒,他即刻种下成佛菩萨的因。
Bilamana ada orang atau bukan orang, melihat, mendengar, menyadari dan menerima (melihat, mendengar, mengingat atau bersentuhan) dengan mantra maha gemilang enam aksara ini, mereka seketika telah menanam bibit dan sebab unggul untuk menjadi Bodhisattva dan Buddha.
六字大明咒之咒印功德利益:一、降魔;二、治病;三、免劫; 四、各种成就;五、去障;六、登佛位。
Jasa pahala dan manfaat dari mencetak mantra gemilang enam aksara ini adalah: 1. Mengendalikan Mara (Raja Iblis), 2. Mengobati penyakit, 3. Menghindari segala bencana; 4. Keberhasilan yang bermacam-macam; 5. Melenyapkan rintangan, 6. Mencapat tingkatan Kebuddhaan.
此六字大明咒于大乘中,最上精纯微妙。
Mantra maha gemilang enam aksara di dalam ajaran Mahayana Buddhism, adalah paling unggul, murni dan sangat ajaib.
此六字大明王难得值遇,但念一遍是人当得一切如来以衣服、饮食、汤药及座卧等资具一切供养。
Mantra maha gemilang enam aksara ini sulit bisa ditemukan, tetapi sekali saja mengingat atau menjapanya, seketika peroleh berkah semua Tahagata yang berupa pakaian, minuman, makanan, obat, tempat duduk dan tidur dan lain sebagainya yang didanakan.
若有得此六字大明王陀罗尼者,是人贪、瞋、痴三毒不能染污,犹如紫磨金宝,尘垢不可染着。
Bilamana ada orang peroleh raja dharani maha gemilang enam aksara ini, adalah orang yang tidak ternoda oleh tiga racun keserakahan, kebencian dan kebodohan, bagaikan ‘grinding ungu ratna emas’, kekotoran tidak bisa mengotorinya.
此六字大明陀罗尼,若有戴持在身中者,是人亦不染着贪瞋痴病。
Dharani maha gemilang enam aksara ini, bila ada yang memakai dan meletakannya di antara tubuhnya, orang ini juga tidak akan ternoda dan melekat kepada penyakit batin penuh keserakahan, kebencian, dan kebodohan.
六字大明咒可去除无始以来的业障,且如同诸佛菩萨亲临灌顶。
Mantra maha gemilang enam aksara ini dapat mengusir rintangan karma yang tiada awal, dan bagaikan peroleh kehadiran para Buddha dan Bodhisattva yang memberikan abhiseka (Kuan Ting).
Sutra-sutra yang menjelaskan manfaat dan pahala menjapa Om Mani Padme Hum
《莲花藏经》云:“若持圣 观世音菩萨 之大明咒,能获得财富、粮食等受用,能免遇怨敌、传染病、毒、兵器、监狱以及非时横死,并能从中获得解脱。”
Di dalam Sutra 《Lian Hua Cang Cing》, disabdakan: bila menjapa mantra maha gemilang dari Yang Arya Kuan She Yin, akan memperoleh harta dan kemakmuran, segala kebutuhan makanan dan keperluan terpenuhi, dapat menghindari musuh dan makhluk jahat, penyakit menular, racun, alat-alat senjata perang, hukuman penjara, sampai menghindari kematian belum saatnya, juga dapat pembebasan mutlak.
《佛说大乘庄严宝王经》若有人能而常受持此六字大明陀罗尼者,于是持诵之时,有九十九殑伽河沙数如来集会;复有如微尘数菩萨集会;复有三十二天天子众,亦皆集会;复有四大天王,而于四方为其卫护;复有娑誐啰龙王、无热恼龙王、得叉迦龙王、嚩苏枳龙王,如是无数百千万俱胝那庾多龙王,而来卫护是人;复有地中药叉、虚空神等,而亦卫护是人。善男子,观自在菩萨身毛孔中,俱胝数如来止息已,赞叹是人言:善哉善哉!善男子,汝能得是如意摩尼之宝,汝七代种族皆当得其解脱。善男子,彼持明人,于其腹中所有诸虫,当得不退转菩萨之位。
Di dalam Sutra 《Fo Shuo Ta Sheng Cuang Yen Pao Wang Cing》, disabdakan: bilamana ada orang senantiasa menerima dan mempraktikkan dharani maha gemilang enam aksara ini, saat ia menjapanya mendapat berkah dari pasamuan berkumpulnya sembilan puluh sembilan milyar Tathagata bagaikan butiran pasir banyaknya, berkah dari pasamuan para Bodhisattva bagaikan butiran debu banyaknya, dihadiri tiga puluh dua alam para dewa juga berkumpul, ada Catur Maha Raja Dewata, yang melindungi empat penjuru, ada Raja Naga Sa Eh Luo Lung Wang, Raja Naga Wu Je Nao, Raja Naga Te Cha Cia Lung Wang, Raja Naga Mo Shu Zhi Lung Wang, demikian tidak terhitung jutaan banyaknya Raja Naga datang untuk melindung orang tersebut. Juga ada para Yaksha dari bumi, Dewa dari alam semesta, datang melindungi orang tersebut. Putra Berbudi, pori tubuh dari Kuan Ce Cai Pu Sha terdapat banyaknya Tathagata yang tak terhingga semuanya memuji orang tersebut, Sadhu-sadhu, Putra berkebajikan, anda mendapatkan ratna manikam, anda punya tujuh leluhur peroleh pembebasan. Putra berbudi, orang yang menjapa mantra ini di dalam perut (tubuhnya) terdapat bakteri-bakteri seketika peroleh tingkatan Bodhisattva tidak mundur lagi.
《宝箧经》云:“若持诵六字大明咒,能使福德具足。诵此咒时,九十一恒河沙数佛陀亲临,微尘数菩萨亦亲临,且天、龙、鸠槃荼、四大天王等亲临而守护之。其人身内之一切有情能获不退转菩萨位。若身上佩带此明咒,则成金刚身,并成舍利塔,当知此理。若诵此明咒,则能具足清净之无量慈心、悲心 与智慧聚。若每日诵此明咒,则圆满六度,并能获得持明之转轮王位,现前无上菩提,成就佛果。即使仅以手触此明咒,亦将成为最后有菩萨。若男若女,若童男若童女,若鸟若兽等即使仅见此明咒,亦将成为最后有菩萨。”
Di dalam Sutra 《Pao Chie Cing》, disabdakan: bilamana ada orang mempraktikkan dan menjapa mantra maha gemilang ini, akan mendapatkan rejeki dan pahala yang cukup. Saat menjapa mantra tersebut ada sembilan puluh satu milyar Buddha bagaikan pasir sungai gangga menghadiri, ada banyaknya Bodhisattva juga datang sendiri banyak bagaikan debu pasir, juga para dewa, naga, dan Ciu Pan Cha, Catur Maha Raja Dewata hadir sendiri untuk melindungi. Orang tersebut tubuhnya terdapat semua makhluk (bakteri) peroleh tingkatan Bodhisattva tidak mundur. Bilamana tubuhnya membawa mantra gemilang ini, tubuh tersebut menjadi Tubuh Vajra, juga menjadi Pagoda Relik, harus mengetahui kebenaran ini. Bilamana ada yang menjapa mantra gemilang ini, peroleh kesucian dan cinta kasih, welas asih, kebijaksanaan yang tidak terbatas. Apabila setiap hari menjapa mantra gemilang ini, pasti dapat menyempurnakan Sad Paramita (praktik Bodhisattvayana), karena menjapa mantra ini peroleh kedudukan sebagai Cakravarti, sekarang bisa mencapai tingkatan Anuttara Bodhi, mencapai Buah Kebuddhaan. Dan orang yang kamu sentuh dengan tangan kamu kelak makhluk tersebut bisa mencapai tingkatan Bodhisattva pada akhirnya. Baik putra maupun putri, baik anak lelaki maupun anak perempuan, baik burung maupun binatang bila melihat mantra gemilang ini kelak akan mencapai tingkatan Bodhisattva pada akhirnya.
《具义索经》云:“闻此观音咒藏之有情者,若于旁生耳边诵此咒者,则其解脱恶趣后,往生西方极乐世界。”
Di dalam Sutra 《Ci Yi Suo Cing》, disabdakan: Para makhluk yang mendengar mantra Kuan Yin, bilamana telinga bintang tersebut mendengar mantra, akhirnya ia akan terbebas dari alam celaka, terlahir di bagian barat Surga Sukhavati.
《自在轮经》云:“若每日念诵一千八百遍六字大明咒者,清净一切罪业及障碍,并从病、魔等违缘中解脱。”
Di dalam Sutra 《Ce Cai Lun Cing》, disabdakan; bilamana setiap hari menjapa 1080 kali mantra maha gemilang enam aksara ini, dapat mensucikan semua karma buruk dan segala rintangan, saat dilanda sakit atau gangguan Mara (Raja Setan) yang disebabkan berjodoh semuanya bisa terbebas.
《六字大明咒经》云:“何人若诵若作意‘嗡嘛呢叭咪吽’之明咒,能避免一切疾病之损害,并能从中获得解脱,清净一切业障,获得长寿,且受用财富增上。”
Di dalam Sutra 《Liu Ce Ta Ming Cou Cing》, disabdakan: siapapun orangnya bilamana dapat menjapa dan mengingat mantra gemilang Om Mani Padme Hum, dapat terhindar dari segala penyakit, kerugian dan kesakitan, juga memperoleh pembebasan, memurnikan semua rintangan karma, peroleh usia panjang, dan menerima harta dan kemakmuran yang terus meningkat.
《一百零八名号经》云:“若诵嗡嘛呢叭咪吽者,不堕三恶趣,不感染由其业力所感之麻风病、黄水疮之皮肤病、疮疽、肺气肿等一切疾病,并从中解脱,能忆念一切宿世,命终时往生极乐刹土。
Di dalam Sutra 《Yi Pai Ling Pa Ming Hao Cing》, disabdakan; bilamana ada makhluk yang dapat menjapa Om Mani Padme Hum, tidak terjatuh di tiga alam celaka, tidak tertular kekuatan karma buruk terinfeksi penyakit kusta, luka borok, penyakit kuning, penyakit koreng gangren, penyakit emfisema, dan penyakit-penyakit lainnya. Semuanya bisa dibebaskan, bisa mengingat semua kehidupan lampau , saat meninggal dapat dilahirkan di alam surga Sukhavati.
Setelah pembaca menyimak artikel Manfaat & Pahala Mantra maha Gemilang Enam Aksara ini, yang berasal dari Sutra 《Ta Sheng Cuang Yen Pao Wang Cing》 dan sutra-sutra lainnya; semoga anda semua yakin dan tidak meragukan akan ucapan Buddha yang tidak pernah berdusta, juga yakin akan pahala dan manfaat besar apabila anda semua rajin dan tekun menjapa mantra maha gemilang enam aksara : Om Mani Padme Hum.
Semoga semua makhluk memperoleh manfaat, pahala besar dan hikmah dari tulisan artikel ini, semoga semua makhluk berbahagia, svaha. Om Mani Padme Hum.


*copas status sdr Sorjadi Song dari Grup Buddha Dharma pada 02/Jan/2017
https://www.facebook.com/groups/groupbuddhadharma/permalink/1901869686788708/

Senin, 30 Oktober 2017

USNISA VIJAYA DHARANI




NAMO USNISA VIJAYA DHARANI
NAMO SARVA TATHAGATA

NAMO MAHAKARUNIKAYA SARVA TATHAGATA TRAILOKA PUJITO
TADYATHA:"OM AMILIDA DEKA FADI SVAHA"!


Sutra ini telah saya, Ananda, mendengar sendiri daripada Bhagavan Buddha.
Demikianlah telah kudengar, pada suatu ketika, Bhagavan Buddha berdiam di Shravasti di Jetavana, dalam Taman Anathapindaka (orang yang berkebajikan terhadap anak yatim piatu dan mereka yang tinggal berseorangan), bersama pengikut-pengikut tetap-Nya yang terdiri daripada seribu dua ratus lima puluh Maha Bhiksu dan dua belas ribu Sangha Maha Bodhisattva kesemuanya.

Ketika itu juga, dewa-dewa Surga Trayastrimsa telah mengadakan perhimpunan di Dewan Dharma Sempurna. Di antara mereka yang hadir ialah Dewaputra Tusita. Bersama dewaputra-dewaputra lain, Dewaputra Tusita turut bersuka ria di dalam dewan serta di luar, di halaman, taman bunga dan menara, asyik menikmati kebahagiaan hidup surga. Mereka sangat gembira, menyanyi-nyanyi, menari-nari menghibur diri bersama dewi-dewi surga.

Sejurus malam menjelma, Dewaputra Tusita tiba-tiba mendengar suara di angkasa yang berkata, "Dewaputra Tusita, engkau hanya akan hidup selama tujuh hari lagi. Selepas mangkat, engkau akan dilahir semula di Jambu-dvipa (Bumi), sebagai binatang selama tujuh hayat berturut-turut. Kemudian, akan jatuhlah kamu ke alam neraka untuk
menderita lagi. Hanya setelah menerima karmamu, barulah akan engkau lahir semula dalam dunia manusia, tetapi ke dalam keluarga terhina dan miskin. Semasa dalam kandungan ibu, engkau tidak akan mempunyai mata, dan buta apabila lahir."

Setelah mendengar kata-kata tersebut, Dewaputra Tusita begitu takut sehingga tegak bulu romanya. Dengan hati yang diselubungi risau dan derita, Dewaputra Tusita lantas berkejar ke istana Dewaraja Sakra (Raja Dewata di Surga Trayastrimsa), Sambil menangis sekuat hati karena tidak tahu apa lagi yang harus dilakukannya, Dewaputra Tusita pun bersujud di kaki Dewaraja Sakra lalu memberitahu Dewaraja Sakra tentang apa yang telah berlaku.

"Sewaktu hamba asyik menghayati lagu dan tarian bersama dewi-dewi surga, tiba-tiba hamba mendengar suara di angkasa yang berkata bahwa hidup hamba tinggal tujuh hari saja, dan kemudian hamba akan lahir semula sebagai binatang dalam dunia Jambu-dvipa selama tujuh hayat berturut-turut. Setelah itu, hamba akan terjerumus ke alam neraka untuk menderita lagi. Setelah penghukuman karma hamba selesai, barulah hamba akan lahir semula dalam dunia manusia. Walau demikian, hamba akan lahir cacat tanpa mata dalam keluarga miskin dan terhina. Raja Surga, bagaimanakah dapat hamba melepaskan diri daripada penderitaan ini? "

Dewaraja Sakra merasa sungguh heran dan terkejut atas penjelasan dan ratapan Dewaputra Tusita itu. Hati kecilnya berfikir, "Dalam tujuh haluan buruk dan rupa buruk manakah akan Dewaputra Tusita ini dilahirkan semula berturut-turut?"

Dewaraja Sakra dengan serta-merta menenangkan mindanya untuk memasuki keadaan Samadhi lalu membuat pemerhatian teliti. Dengan segera, Dewaraja Sakra mendapati bahawa Dewaputra Tusita akan dilahir semula tujuh kali berturut-turut dalam haluan buruk berupa babi, anjing, musang, monyet, ular sawa, gagak serta burung nasar, kesemuanya yang hidup memakan makanan kotor dan busuk. Setelah memperhatikan bakal keadaan tujuh rupa lahir semula Dewaputra Tusita, hati Dewaraja Sakra hancur dan penuh duka, tetapi Dewaraja Sakra tiada ikhtiar untuk menolong Dewaputra Tusita. Raja Sakra berpendapat bahwa hanya Tathagata, Arhat, Samyak-sambuddha sajalah yang dapat menyelamatkan Dewaputra Tusita dari penderitaan haluan buruk yang bakal menimpanya.

Maka, awal malam hari itu, Dewaraja Sakra telah menyediakan
berbagai jenis bunga malai serta wangi-wangian. Selepas menjubahi diri dengan pakaian dewa yang halus, Dewaraja Sakra membawa barang pemujaannya ke Taman Anathapindaka, tempat penginapan Bhagawan Buddha. Sesampainya di sana, Dewaraja Sakra mula-mula bersujud di kaki Bhagavan Buddha sebagai tanda memberi hormat, kemudian memuja Bhagavan dengan berjalan perlahan-lahan mengelilingi-Nya tujuh kali mengikut arah jam, sebelum membentangkan puja (barang-barang penyembahan) Dewaraja Sakra yang mewah itu. Sambil berlutut di hadapan Bhagavan, Dewaraja Sakra telah menerangkan dan menguraikan nasib Dewaputra Tusita yang bakal terjerumus ke haluan buruk, dengan tujuh hayat lahir-semula berturut-turut dalam rupa binatang, dan hal yang akan menimpanya selepas kesemua itu.

Dengan serta-merta, dari usnisa (puncak silara) Tathagata, berbagai sinaran cahaya memancar dan menerangi seluruh penjuru dunia dalam kesemua sepuluh arah, lalu memantul mengelilingi Bhagavan Buddha tiga kali sebelum kembali ke mulut-Nya. Selepas itu, Bhagavan Buddha tersenyum dan bersabda kepada Dewaraja Sakra, "Raja Surga, dengarlah dengan penuh perhatian. Pada waktu asamkhyeya eon yang tidak terkira dahulu, terdapat seorang Buddha yang bergelar Vipasyin Tathagata, Arhato, Samyak-sambuddha, Yang Memiliki Pikiran dan Perbuatan Sempurna, Yang telah mencapai Maha Pari Nirvana, Maha Mengetahui Dunia, Maha Pengatur, Pejuang yang Tiada Taranya, Pemusnah Nafsu, Guru Para Dewa dan Manusia, Yang Sadar dan Yang Dhormati Dunia, lengkap dengan sepuluh gelaran bagi seorang Buddha. Selepas afiniti untuk menyelamatkan makhluk-makhluk di dunia ini berakhir, Vipasyin Buddha telah memasuki Maha Parinirvana. Pada Zaman Dharma Imej Buddha itu, terdapat sebuah negara yang dikenali sebagai Varanasi. Di dalam negara tersebut, terdapat seorang Brahmin yang telah meninggal dunia sejurus selepas isterinya melahirkan seorang cahaya mata lelaki. Anak yatim ini dibesarkan sepenuhnya oleh ibunya. Setelah dewasa, dia bersawah untuk memenuhi hidup. Namun, disebabkan mereka amat miskin, ibunya terpaksa mengemis merata-rata untuk mendapatkan makanan bagi anaknya.

Pada suatu hari, ibunya gagal mendapatkan makanan dan waktu makan juga telah berlalu. Anaknya menjadi marah lalu mendendami ibunya disebabkan kelaparan dan kehausan. Dengan api kemarahan yang marak, dia tidak henti-hentinya menyalahkan ibunya, "Mengapakah ibu belum mengantarkan makanan ke sini pada hari ini?"

Lantas, dia mengutuk lagi, "Cis! Ibu saya tidak pun layak dibandingkan dengan binatang. Saya melihat babi, anjing, musang, monyet, ular sawa, gagak serta burung nesar semuanya menjaga dan membesarkan anak-anak dengan begitu penuh belas kasihan. Anak-anak tidak dibiarkan kelaparan atau kehausan, malah tidak seketika pun ditinggalkan. Mengapakah ibu saya masih belum datang? Saya sudah merasa amat lapar dan haus sedangkan ibu masih belum mengantarkan makanan ke sini!"

Tidak lama selepas hatinya menaruh dendam, ibunya segera memohon makanan lantas bergegas ke sawah sambil mebujuk anaknya supaya ia tidak marah. Mereka baru saja mau duduk dan makan, tiba-tiba, seorang Pratyekabuddha muncul dalam rupa seorang Bhiksu, dan terbang di angkasa dari arah selatan ke utara. Anak yatim ini melihat fenomena yang ganjil tersebut lalu merasa hormat dan kagum. Dia dengan segera bangun dan menyusunkan kedua telapak tangannya bersama lalu bersujud penuh sambil menjemput Pratyekabuddha itu turun. Pada masa itu, Pratyekabuddha itu telah menerima jemputannya. Dia amat gembira dan giat menyediakan tempat duduk dengan lalang putih. Selain itu, dengan penuh hormat, dia telah mempersembahkan bunga yang bersih dan suci, serta sebagian makanannya kepada Pratyekabuddha itu dengan dua belah tangan. Selepas makan, Bhiksu itu menkhutbahkan ajaran penting Dharma Buddha kepadanya agar dia merasa sukacita. Atas sebab dan afiniti ini, anak yatim tersebut kemudian menjadi Sramanera dan juga dilantik sebagai Bhiksu yang menguruskan urusan dalam Vihara.

Pada waktu itu, seorang Brahmin telah mendirikan sebuah Vihara untuk penginapan para Sangha. Seorang lagi penderma pula menghadiahkan banyak mentega dan makanan kepada mereka. Secara kebetulan, terdapat banyak Bhiksu mengembara yang menetap di situ dan sedang makan pada masa itu, Bhiksu yang mengurus urusan Vihara itu setelah melihat keadaan tersebut lalu timbul perasaan benci dan tamak. Dia menganggap para Bhiksu yang mengembara itu sebagai orang yang amat menyusahkan dan menimbulkan masalah. Oleh karena itu, dia telah menyimpan semua mentega dan makanan yang dihadiahkan lalu tidak membenarkan mereka makan. Karena hal demikian, Bhiksu yang mengembara itu telah mempersoalkannya, "Penyembahan ini telah dimaksudkan untuk semua ahli Sangha yang berada di dalam Vihara. Mengapa kamu menyimpan penyembahan makanan tersebut dan tidak membenarkan semua orang memakannya? "

Bhiksu yang mengurus urusan Vihara itu merasa benci dan melepaskan kemarahannya, "Kamu semua, Bhiksu yang mengembara, mengapa kamu tidak makan saja najis dan kencing? Kenapa kamu mau meminta mentega? Sudahkah mata kamu menjadi buta? Apakah kamu melihat saya menyembunyikan mentega itu?" Bhagavan Buddha memberitahu Dewaraja Sakra, "Anak yatim lelaki Brahmin pada waktu itu ialah Dewaputra Tusita sekarang. Disebabkan dia mendendami dan membandingkan ibunya dengan binatang, kini dia akan menerima pembalasan dalam rupa hewan untuk tujuh hayat berturut-turut. Ada lagi, sewaktu dia menjadi Bhiksu yang mengurus urusan Vihara, dia telah mengeluarkan ucapan-ucapan memakan najis dan kencing yang kotor. Pada pembalasan karmanya ialah dia akan selalu makan makanan yang tidak bersih. Karena tamak dan tidak mau memberi makanan yang disembahkan kepada para Sangha, dia akan menderita di alam neraka. Sebagai pembalasan memarahi Sangha,dia akan buta, dia tidak akan mempunyai mata. Untuk tujuh ratus hayat, dia akan sentiasa buta dan hidup dalam kegelapan serta mengalami kesengsaraan yang amat.

Raja Surga! Kamu harus sadar bahwa karma-karma buruk begini pasti akan menerima pembalasan akibat kelakuan buruknya. Dosa ini tidak mungkin luntur atau dihapuskan. Yang keduanya, Raja Surga! Kebahagiaan hidup di surga yang dinikmati Dewaputra Tusita adalah disebabkan ia pernah membuat persembahan kepada Pratyekabuddha, menyediakan tempat duduk, mempersembahkan bunga, mendermakan makanannya dengan penuh hormat dan pernah mendengar Dharma Buddha. Setelah kalpa yang tidak terkira banyaknya berlalu, dia masih dapat mengecapi kebahagiaan yang agung dan tiada ada tandingannya. Di samping itu, sewaktu Pratyekabuddha terbang melintasi langit, dia telah memandang ke atas dan melahirkan perasaan penuh hormat lalu bersujud penuh. Disebabkan kebaktian dan jasa ini, dia telah diberitahu terlebih dahulu akan pembalasannya oleh suara dewa dari langit. Dewa itu sebenarnya ialah Dewa Istana Dewaputra Tusita!" "Raja Surga, ada sekarang Dharani yang dikenal sebagai “Usnisa Vijaya Dharani”. Dharani ini dapat mensucikan segala karma buruk dan menghapus segala sengsara kelahiran dan kematian. Di samping itu, Dharani ini boleh membebaskan segala makhluk dari alam neraka, alam Raja Yama dan alam binatang daripada mengalami kesengsaraan, memusnahkan semua alam neraka dan membolehkan makhluk-makhluk berubah haluan ke haluan suci.

"Raja Surga, sekiranya ada yang mendengar Usnisa Vijaya Dharani ini walaupun hanya sekali, segala karma buruk dari kehidupan dahulunya (yang patut menyebabkannya terjerumus ke alam neraka) akan dimusnahkan semuanya. Sebaliknya, ia juga akan memperoleh badan yang suci dan halus. Tidak kira di mana ia lahir semula, ia akan mengingat Dharani ini dengan jelas dari satu Tanah Suci Buddha ke Tanah Suci Buddha yang lain, dari satu alam surga ke alam surga yang lain. Sesungguhnya, di seluruh Surga Trayastrimsa, di manapun ia lahir semula, tidak akan ia lupakan Dharani ini."

"Raja Surga, sckiranya ada yang mengingati Dharani ini saat ia hampir meninggal dunia, walau hanya untuk seketika, umurnya akan dipanjangkan dan ia akan mengalami penyucian badan, ucapan dan pikiran.Ia akan menikmati kesejahteraan yang merata bersesuaian dengan jasanya, dan ia tidak akan sakit menderita. Sambil menerima pahala dari semua Tathagata, dilindungi semua dewa surga dan Bodhisattva, ia akan dihormati serta dimuliakan oleh semua orang dan segala karma buruknya musnah."

"Raja Surga, sekiranya ada yang dapat membaca atau menlafalkan Dharani ini dengan ikhlas walaupun untuk masa yang amat pendek, segala karma buruknya yang sepatutnya membawa penderitaan ke alam-alam neraka, alam Raja Yama, binatang, dan hantu kelaparan akan dimusnahkan sepenuhnya tanpa meninggalkan walaupun hanya sedikit karma buruk. la akan bebas untuk pergi ke mana-mana Tanah Suci Buddha dan istana-istana surga dan semua pintu kediaman Bodhisattva akan terbuka untuknya tanpa adanya halangan."

Selepas mendengar khutbah tersebut, Dewaraja Sakra lantas memohon kepada Bhagavan Buddha, "Demi kepentingan segala makhluk, sudilah Bhagavan Buddha memberikan khutbah tentang cara-cara melanjutkan usia seseorang."
Bhagavan Buddha mengetahui permohonan dan keinginan Dewaraja Sakra untuk mendengar khutbah-Nya tentang Dharani ini, lalu mengucapkan Mantra tersebut, seperti demikian:


"NAMO BHAGAVATE TRAILOKYA PRATIVISISTAYA BUDDHAYA BHAGAVATE. TADYATHA, OM, VISUDDHAYA-VISUDDHAYA, ASAMA-SAMA SAMANTAVABHASA- SPHARANA GATI GAHANA SVABHAVA VISUDDHE, ABHISINCATU MAM. SUGATA VARA VACANA AMRTA ABHISEKAI MAHA MANTRA-PADAI. AHARA-AHARA AYUH SAM-DHARANI. SODHAYA-SODHAYA, GAGANA VISUDDHE. USNISA VIJAYA VISUDDHE. SAHASRA-RASMI,
SAMCODITE, SARVA TATHAGATA AVALOKANI, SAT-PARAMITA, PARIPURANI, SARVA TATHAGATA MATI DASA-BHUMI, PRATI-STHITE, SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE. VAJRA KAYA, SAM-HATANA VISUDDHE. SARVAVARANA APAYA DURGATI, PARI-VISUDDHE, PRATI-NIVARTAYA AYUH SUDDHE. SAMAYA ADHISTHITE. MANI-MANI MAHA MANI. TATHATA BHUTAKOTI PARISUDDHE. VISPHUTA BUDDHI SUDDHE.
JAYA-JAYA, VIJAYA-VIJAYA, SMARA-SMARA. SARVA BUDDHA ADHISTHITA SUDDHE. VAJRI VAJRAGARBHE, VAJRAM BHAVATU MAMA SARIRAM. SARVA SATTVANAM CA KAYA PARI VISUDDHE. SARVA GATI PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA SINCA ME SAMASVASAYANTU. SARVA TATHAGATA SAMASVASA ADHISTHITE, BUDDHYA-BUDDHYA, VIBUDDHYA-VIBUDDHYA, BODHAYA-BODHAYA, VIBODHAYA-VIBODHAYA. SAMANTA PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE SVAHA.


Kemudian Bhagavan Buddha mengisytihar kepada Dewaraja Sakra, "Mantra di atas dikenali sebagai ' Usnisa Vijaya Dharani yang Menyucikan Segala Haluan Buruk'. Dharani ini berupaya mengatasi segala rintangan karma buruk dan menghapuskan semua derita haluan buruk."

"Raja Surga, Dharani agung ini dikhutbahkan serentak oleh semua Buddha, sebanyak butiran pasir di dalam delapan puluh delapan ratus ribu koti Sungai Gangga. Semua Buddha menerima dan mengamalkan Dharani ini, yang telah diuji kebenarannya oleh Mohor Kearifbijaksanaan Maha Vairocana Tathagata, dengan hati yang sukacita. Dharani ini diumumkan dengan tujuan menghilangkan segala penderitaan yang ditanggung oleh makhluk yang berada di dalam haluan buruk, untuk membebaskan mereka dari kesengsaraan di alam neraka, alam binatang dan alam Raja Yama; untuk menyelamatkan makhluk yang sedang menghadapi bahaya terjerumus ke dalam kitaran kelahiran-kematian (samsara); untuk membantu makhluk yang tidak berdaya, yang mempunyai usia yang pendek, dan yang bernasib malang serta untuk menyelamatkan makhluk yang suka melakukan segala jenis perbuatan jahat. Ada lagi, kuasa yang menjelma akibat pengamalan Dharani ini dalam dunia Jambu-dvipa membolehkan makhluk di dalam alam neraka dan alam-alam buruk lain, yang bernasib malang dan berputar dalam kitaran kelahiran-kematian, yang tidak percaya akan wujud perbuatan baik dan buruk, dan yang menyimpang dari jalan benar, akan semuanya dibebaskan."


Bhagavan Buddha mengingatkan Dewaraja Sakra sekali lagi, "Tathagata kini menitahkan Dharani sakti ini kepadamu. Haruslah engkau memaklumkannya kepada Dewaputra Tusita. Di samping itu, haruslah engkau menerima dan berpegang kepadanya, membaca dan menglafalkannya, menghayatinya secara mendalam, menghargainya, menghafal dan menghormatinya. Mudra Dharani ini juga harus diumumkan secara meluas kepada semua makhluk di dalam dunia Jambu-dvipa. Tathagata juga mengamanahkan kepadamu, demi kebahagiaan semua makhluk surga, Mudra Dharani ini patut disebarkan. Raja Surga, engkau harus tekun melindungi dan berpegang kepadanya. Jangan biarkan Dharani ini hilang atau dilupakan."

"Raja Surga, sekiranya ada yang mendengar Dharani ini walau hanya untuk seketika, ia tidak akan mengalami karma daripada karma buruk dan kesalahan berat yang terkumpul dari ribuan kalpa dahulu yang sepatutnya menyebabkannya berada dalam kitaran kelahiran-kematian - dalam segala rupa hidup haluan buruk - alam neraka, ' hantu-lapar', binatang, dunia Raja Yama, Asura, Yaksa, Raksasa, Putana, Kataputana, Apasmara, hantu dan roh-roh, dalam rupa nyamuk dan agas, kura-kura, anjing, ular sawa, burung, binatang liar, hewan-hewan merangkak maupun semut dan bentuk kehidupan yang lain. Hasil daripada manfaat mendengar Dharani ini walau hanya seketika, selepas hidup ini, ia akan dilahirkan semula serta-merta di Tanah-Tanah Suci Buddha bersama dengan semua Buddha dan Ekajati-Pratibaddha Bodhisattva, atau di dalam keluarga Brahmin atau Ksatriya yang terkemuka, atau keluarga yang kaya dan berpengaruh yang lain. Raja Surga, disebabkan ia berkebajikan mendengar Dharani ini, ia akan dilahirkan semula dalam keluarga yang mewah dan dihormati, dan setelah itu, dilahirkan semula di tempat yang suci."

"Raja Surga, apabila memperoleh Bodhimanda terhormat dan mulia juga adalah akibat yang dibawa semata-mata oleh pemujian kebaikan Dharani ini. Raja Surga, maka Dharani ini dikenal sebagai Dharani yang Membawa Berkah, yang boleh menyucikan segala haluan buruk. Usnisa Vijaya Dharani ini menyerupai Mutiara Mani yang terang bersinar - suci dan sempurna, jernih bagaikan langit dan kegemilangannya menyinar dan memancar ke seluruh pelosok dunia. Sekiranya makhluk-makhluk berpegang kepada Dharani ini, mereka akan turut menjadi suci dan terang. Dharani ini menyerupai emas Jambunada - terang, bersih dan lembut, tidak tercemar oleh kotoran, dan siapa saja yang melihatnya turut berkenan olehnya. Raja Surga, makhluk yang berpegang kepada Dharani ini juga demikian suci dan murni. Mereka ini akan lahir semula dalam haluan suci berdasarkan kesucian dan amalan Dharani yang mengagumkan."

"Raja Surga, di mana Dharani ini hadir, sekiranya Dharani ini boleh dicetak untuk kebahagiaan mahluk, disebarluaskan, diterima dan diamalkan, dibaca serta dilafalkan, didengar dan dihormati, hal ini akan menyucikan segala haluan buruk; penderitaan dan kesengsaraan di neraka-neraka akan hilang dengan sepenuhnya."

Bhagavan Buddha bersabda dengan teliti kepada Dewaraja Sakra sekali lagi, "Sekiranya ada yang dapat menulis Dharani ini dan memaparkannya di atas panji-panji yang tinggi, gunung yang tinggi, bangunan yang tinggi ataupun menyimpannya di dalam stupa; Raja Surga, kalau ada Bhiksu atau Bhiksuni, Upasaka atau Upasika, kaum lelaki atau perempuan yang melihat Dharani sakti ini terbentang di atas struktur-struktur tersebut, atau struktur ini membayangi mereka yang menghampirinya, atau abu dari Dharani itu tertiup mengenai badan mereka; Raja Surga, menurut pengumpulan dosa dan karma buruk mereka, walaupun makhluk-makhluk ini sepatutnya jatuh ke dalam alam neraka, alam binatang, alam ' hantu-lapar', alam Raja Yama, Asura dan sebagainya untuk menderita dalam haluan buruk, namun mereka tidak akan menanggung dosa-dosa ini dan juga tidak akan dicemari oleh keburukan moral. Raja Surga! Sebaliknya, semua Bhagavan Buddha akan mengaruniakan Vyakarana (penetapan) kepada makhluk- makhluk ini, yang mereka akan menuju ke arah Anuttara-samyak-sambodhi (Penerangan Sempurna) dan tidak akan luntur keyakinannya."

"Raja Syurga, malah kalau seseorang membuat berbagai penyembahan berbentuk kalungan bunga, wangi-wangian, panji-panji dan sepanduk, langit yang dihiasi permata, pakaian, kalungan permata dan sebagainya untuk menghiasi dan menghormati Dharani ini; dan sekiranya ada yang membangun stupa khusus untuk menyimpan Dharani ini di simpang jalan utama, dan kemudian berjalan mengelilingi stupa tersebut sambil menyusun kedua tapak tangan dalam tanda memberi hormat, serta bersujud menerima petunjuk ajaran Buddha, Dharma, dan Sangha; Raja Surga, mereka yang membuat penyembahan sedemikian akan digelari Mahasattva Agung, pengikut Bhagavan yang setia dan penyokong Dharma. Stupa-stupa sedemikian akan dianggap sebagai stupa sharira seluruh-jasad Tathagata."

Pada saat itu, raja alam neraka, Raja Yama tiba di tempat penginapan Bhagavan Buddha pada awal malam. Mula-mula, dengan menggunakan pakaian dewa, bunga-bungaan yang cantik, wangi-wangian dan perhiasan-perhiasan lain, baginda telah memberi penghormatan dan membuat penyembahan kepada Bhagavan Buddha, sebelum berjalan mengelilingi Bhagavan Buddha sebanyak tujuh kali. Sambil bersujud penuh, baginda telah memeluk tapak kaki Bhagavan sebagai tanda hormat, kemudiannya berkata, "Hamba mendengar bahwa Tathagata sedang berkhutbah memuji amalan Dharani berkuasa ini; hamba datang karena ingin belajar dan seterusnya mengamalkannya. Hamba akan selalu melindungi makhluk yang menerima, membaca, melafazkan, dan mempraktikkan amalan Dharani berkuasa inl, dan menghalangi mereka dari terjatuh ke dalam alam neraka karena mereka telah mengikuti ajaran Tathagata." Pada masa itu, keempat-Maha Raja Langit Pelindung Dunia - Catur-maharaja (Empat Raja Surga), telah mengelilingi Bhagavan Buddha tiga kali, lantas memohon dengan penuh hormat, "Bhagavan Buddha, sudilah Tathagata dapat menjelaskan dengan teliti cara-cara untuk mengamalkan Dharani ini."

Bhagavan Buddha pun berucap kepada Empat Raja Surga itu, "Dengarlah dengan penuh perhatian! Demi kepentinganmu dan juga kepentingan makhluk-makhluk berusia pendek, Tathagata akan berkhutbah tentang cara-cara untuk mengamalkan Dharani ini."

"Mula-mula, seseorang itu harus memandikan diri dan memakai pakaian bersih yang baru, mematuhi dan mengamalkan petua-petua 'precept' dan melafalkan Dharani ini seribu kali pada hari bulan purnama - hari ke-15 bulan lunar. Ini akan membolehkan orang itu melanjutkan usianya dan sentiasa bebas daripada penderitaan akibat sakit. Semua halangan karmanya, termasuk yang boleh menyebabkannya menderita di alam neraka, akan dibasmikan kesemuanya. Jika burung, binatang dan makhluk lain mendengar Dharani ini walaupun sekali, selepas tamatnya hayat ini, mereka tidak akan lahir lagi dalam rupa badan yang kotor dan kasar begitu."

Bhagavan Buddha meneruskan lagi, "Sekiranya ada yang menderita akibat penyakit tenat terdengar Dharani ini, ia akan senantiasa bebas dari penyakit tersebut. Semua penyakit yang lain turut dibasmi bersama dengan karma buruk yang sepatutnya menyebabkannya terjerumus ke haluan buruk. Selepas akhir hayat ini, ia akan lahir semula dalam Dunia Kebahagiaan Tertinggi. Dari hayat tersebut seterusnya, tidak akan ia lahir semula dari rahim. Sebaliknya, di mana jua ia lahir semula, ia akan menjelma dari bunga teratai. Ia akan selalu mengingat dan mengamalkan Dharani ini di samping mendapatkan pengetahuan tentang kehidupan silamnya tidak kira mana ia dilahirkan."

Bhagavan Buddha menambah kata, "Sekiranya ada yang telah melakukan berbagai kegiatan buruk dan dosa berat sebelum meninggal dunia, ia sudah tentunya akan terjerumus ke alam neraka, binatang atau ' hantu-lapar', ataupun ke dalam Neraka Avici besar, atau lahir semula sebagai hewan air, atau dalam rupa burung dan binatang berdasarkan dosa-dosa yang dilakukannya selepas akhir hidupnya. Sekiranya ada orang yang kemudian mengambil sebahagian daripada tulang rangka mendiang, dan sambil memegang segenggam tanah, melafalkan Dharani ini 21 kali dan selepas itu ditaburkan pada tulang-tulang itu. Ini akan membolehkan mendiang lahir semula di surga."

Bhagavan Buddha berucap lagi, "Sekiranya seseorang itu boleh melafalkan Dharani ini 21 kali sehari, ia berhak menerima segala pahala alam dunia, dan akan dilahirkan semula dalam Dunia Kebahagiaan Tertinggi selepas meninggal dunia. Sekiranya ia sering melafalkan Dharani ini, ia akan mencapai Maha Parinirvana dan berupaya melanjutkan usianya di samping menikmati hidup yang amat bahagia. Selepas hidup ini berakhir, ia akan lahir semula di salah satu Tanah Suci Buddha yang mengagumkan dan selalu didampingi oleh para Bhagavan Buddha. Kesemua Tathagata akan senantiasa berkhutbah tentang kebenaran mendalam Dharma yang mengagumkan, dan kesemua Bhagavan Buddha akan mengaruniakan penetapan Kesadaran Mulia kepadanya. Cahaya yang memancar dari tubuhnya akan menyinari seluruh penjuru Tanah Suci Buddha"

Bhagavan Buddha menjelaskan lagi, "Untuk melafalkan Dharani ini, pada mulanya, seseorang itu harus menggunakan tanah yang bersih dan suci untuk membina tempat pemujaan empat segi yang saiznya mengikut kemampuan masing-masing di hadapan Rupang Bhagavan Buddha. Setelah itu, orang itu harus menaburkan berbagai rumput- rampai dan bunga di atas tempat pemujaan itu, dan membakar berbagai jenis kemenyan bermutu. Kemudian, sambil berlutut dengan meletakkan lutut kanan di atas lantai, melafalkan nama Buddha dengan penuh konsentrasi dalam hati, dan meletakkan kedua belah tangan dalam bentuk simbol Mudrani (yaitu dengan membengkokkan jari penunjuk dan menekannya ke bawah menggunakan ibu jari; kedua belah tapak tangan dihadap dan diposisikan di hadapan dada) dengan penuh penghormatan, seseorang itu harus melafalkan Dharani tersebut sebanyak 108 kali. Kemudian, bunga-bungaan akan menghujani tempat pemujaan itu dari awan dan akan seterusnya dijadikan penyembahan universal kepada para Bhagavan Buddha sebanyak butiran pasir yang terdapat dalam delapan puluh delapan ratus ribu koti nayuta Sungai Gangga. Para Bhagavan Buddha akan memuji dengan serentak, "Unggul! Jarang sekali! Sesungguhnya beliau seorang pengikut Bhagavan Buddha yang setia!" Pada masa yang sama, dia akan mencapai Samadhi. Kebijaksanaan Yang Tidak Terhalang, dan Samadhi Yang Dihiasi Minda Maha Bodhi dengan serta-merta. Demikianlah cara untuk menepati amalan Dharani ini."

Bhagavan Buddha menasihati Dewaraja Sakra lagi, "Raja Surga, Tathagata menggunakan pendekatan yang mudah ini untuk menyelamatkan makhluk yang sepatutnya terjerumus ke dalam neraka, untuk menyucikan semua haluan buruk, dan juga untuk melanjutkan usia makhluk yang mengamalkan Dharani ini. Raja Surga, kembalilah kamu sekarang dan maklumkanlah Dharani ini kepada Dewaputra Tusita. Selepas tempoh tujuh hari, datanglah bersamanya menghadap Tathagata".

Pada masa itu, di tempat penginapan Bhagavan Buddha, Raja Surga menerima amalan Dharani ini dengan penuh penghormatan, dan kembali ke istana surganya untuk memaklumkannya kepada Dewaputra Tusita.

Setelah menerima Dharani ini, Dewaputra Tusita mulai mengamalkannya sebagaimana yang ditunjuk selama enam hari dan enam malam. Selepas tempoh itu, segala permintaannya telah ditunaikan. Karmanya yang sepatutnya menyebabkannya menderita dalam segala haluan buruk telah dihapuskan. la akan berkekalan pada haluan Bodhi dan hidupnya akan dipanjangkan untuk waktu yang tidak terhingga. Dengan demikian, Dewaputra Tusita pun sangat sukacita, lalu berseru dan memuji, "Tathagata yang Agung! Dharma yang Istimewa! Keberkesanannya terbukti dengan jelas! Jarang sekali! Sesungguhnya hamba telah diselamatkan dengan cara ini!"

Sehabisnya tempoh tujuh hari itu, Dewaraja Sakra bersama Dewaputra Tusita dan makhluk-makhluk surga yang lain membawa bunga malai, wangi-wangian, kemenyan, panji-panji permata, lelangit yang dihiasi batu-batu permata, pakaian dewa dan kalungan permata, menghadap tempat penginapan Bhagavan Buddha dengan penuh penghormatan untuk membentangkan penyembahan yang agung ini. Setelah membuat penyembahan kepada Bhagavan Buddha, mereka pun mengelilingi Bhagavan Buddha seratus ribu kali sebagai tanda memberi hormat. Selepas menghadap dengan penuh takzim di hadapan Bhagavan Buddha, mereka mengambil tempat masing-masing untuk mendengar khutbah Dharma daripada Bhagavan Buddha dengan sukacitanya.

Kemudian Bhagavan Buddha mengulurkan tangan keemasan-Nya dan menyentuh puncak silara Dewaputra Tusita. Sang Sugata bukan saja berkhutbah Dharma kepadanya, tetapi juga mengaruniakan penetapan pencapaian Dewaputra Tusita ke Bodhi. Akhirnya Bhagavan Buddha bertitah, "Sutra ini akan dikenali sebagai Usnisa Vijaya Dharani yang Menyucikan Segala Haluan Buruk. Haruslah anda gigih berpegang kepada amalan ini." Setelah mendengar demikian, semua yang berhimpun di situ merasa sangat sukacita. Mereka mempercayai, menerima dan mengamalkan Dharani ini dengan setia dan penuh penghormatan.



NAMO SIDDHARTA GOTAMA SAKYAMUNI BUDDHAYA
NAMO MAHA VAIROCANA TATHAGATA
NAMO VIPASYIN TATHAGATA


("Om Amirta Tejo Vati Svaha adalah Hrdaya Mantra Ushnisha Vijaya yang mendapatkan pengesahan langsung dengan lencana Prajna dari Maha Vairocana Tathagata. Sekali mengucapkan, karma buruk terhapuskan semua")