Jumat, 12 Februari 2010

Gelombang Otak dan Kondisi Alpha

Oleh: Prima Joy, praktisi Falun Dafa

Selama ini para ilmuwan mengatagorikan gelombang otak manusia ke dalam 4 bagian kondisi yakni: Beta (keadaan beraktivitas normal), Alpha (keadaan tidur ayam), Theta (keadaan tidur tapi belum terlalu pulas), dan Delta (keadaan tidur pulas atau koma). Masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda. Kapasitas gelombang Beta 14–20 cps (cycle per second), Alpha adalah 7–14 cps, Theta adalah 4–7 cps, dan Delta adalah 1–3 cps.

Diyakini, apabila kita mampu mempertahankan gelombang otak lebih rendah dari Beta dalam jangka waktu yang agak lama dan kita masih dalam keadaan sadar, maka manfaatnya akan sangat besar sekali bagi diri kita yakni akan jauh lebih mampu untuk berpikir dan berproduktivitas lebih baik. Oleh karena itu dalam bidang sains, muncullah berbagai teknik atau peralatan yang dirancang untuk menurunkan gelombang otak secara disengaja.

Penulis memiliki pengalaman mengukur gelombang otak (EEG) melalui seorang teman yang mempunyai alat untuk melihatnya. Dulu ketika saya diukur, langsung jarum alat tersebut menunjukkan gelombang otak di atas 20 cps (alias stress berat). Lalu setelah menggunakan teknik meditasi dinamis, gelombang otak mulai menurun sampai akhirnya menuju Alpha atau Theta.

Tetapi bisa dibilang, selama proses menuju Alpha atau Theta, saya pasti dalam keadaan tertidur (tidur ayam). Kesadaran tidak penuh. Dan setiap saya datang ke rumah teman saya untuk diukur, pasti jarum alat tersebut mentok lagi (alias masih stress berat). Setelah melakukan meditasi, kemudian baru turun. Jadi teknik yang diajarkan tidak pernah bisa membuat gelombang otak saya permanen pada kondisi Alpha dengan kesadaran penuh. Keadaan ini saya alami pada tahun 2004.

Setelah saya berlatih meditasi lain yang berkultivasi ganda pada watak dan raga pada Juli 2005, saya bermain ke rumah teman saya yang memiliki alat pengukur gelombang otak. Waktu itu saya baru sekitar 1,5 bulan berlatih dan berkultivasi, namun sudah mulai merasakan adanya medan energi di dalam kepala (pikiran) saya, walaupun tidak terlalu kuat. Anehnya, begitu alat tersebut ditempelkan ke tubuh saya, jarum langsung menunjukkan pada posisi 10 cps (alias dalam keadaan Alpha).
Hal ini membuat saya surprise!

Ketika kedua kalinya saya datang lagi dan diukur kembali, jarum alat tersebut
langsung menunjukkan pada posisi 10 cps lagi (tetap Alpha). Dengan demikian hal ini menunjukkan: bahwa saya tetap terus menerus berada dalam keadaan gelombang Alpha dengan kesadaran penuh. Bayangkan hanya dalam waktu 1,5 bulan saja berlatih, kondisi Alpha yang selalu diuber-uber oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun, bisa didapatkan melalui latihan meditasi ini dalam waktu singkat.

Memang tidak mungkin seseorang akan selalu berada pada permanen Alpha, malah bisa berisiko karena melambatnya respons dan refleks. Justru kondisi Beta sangat diperlukan apabila kita beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan ini memerlukan kesadaran yang tinggi untuk tetap waspada dan sadar terhadap lingkungan sekitar.Tetapi pengalaman pribadi saya menunjukkan bahwa rupanya setelah berlatih meditasi ini, saya mampu tetap berada pada permanen Alpha tetapi sekaligus mampu beraktivitas dalam kehidupan normal.


Memainkan Gelombang Suara
Selama ini kalangan tertentu mempercayai bahwa gelombang Alpha adalah keadaan di mana kita merasakan rileks atau bebas stress, gelombang Theta adalah area berpikir untuk problem solving dan kaya dengan ide-ide segar, sedangkan gelombang Delta adalah keadaan di mana kita dapat berhubungan dengan dunia luar (dimensi lain) yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan itu, saya punya empat jenis CD Binaural Beats yaitu suatu metode dengan memainkan gelombang suara di telinga kanan dan kiri, yang kalau didengarkan dalam waktu agak lama, dipercaya akan membawa gelombang otak kita menuju Alpha, Theta, dan Delta. Waktu itu, ada satu CD yang paling saya sukai, yang mampu secara pasti membawa otak kita pada gelombang Delta karena menggunakan teknologi Harmonically Layered Frequencies. Syaratnya CD itu harus didengarkan selama 24 menit, barulah tercapai kondisi Delta yang mendalam.
Teknologi ini saya nilai jauh lebih baik dibandingkan teknologi Binaural Beats biasa.

Setiap malam menjelang tidur saya selalu mendengarkannya. Dan setelah selesai, saya merasakan otak begitu “dalam”, terasa nikmat sekali. Dan saya percaya berada dalam kondisi Delta sesuai promosinya. Walaupun tidak punya alat untuk mendeteksi gelombang otak, tetapi memang sangat berbeda sensasi yang saya rasakan dibandingkan berada dalam gelombang Alpha.

Secara sains, dipercaya, apabila kita bisa berada pada gelombang Delta, maka dari otak akan diproduksi hormon endorphin. Hormon ini sangat sulit dihasilkan, kecuali kita berada kondisi rileks yang amat dalam. Dan hormon ini sangat berguna untuk kesehatan, menguatkan sistem imunitas tubuh dan terbebas dari stres (karena sifatnya seperti morfin).

Tetapi kondisi ini tidak lama. Keesokan harinya saya bangun, beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari, kembali stres dengan pekerjaan. Malamnya saya menggunakan CD ini lagi untuk “cooling down”. Dengan kata lain, saya jadi “kecanduan”. Sebetulnya CD ini menurut saya tidak buruk, hanya akhirnya kita menjadi “bergantung”, karena “keenakan”.

Karena sering menggunakan CD ini, saya menjadi hafal bagaimana rasanya apabila otak dalam keadaan gelombang Delta. Saya hafal sekali. Tetapi sudah lama saya tidak menggunakannya lagi. Setelah saya berlatih Falun Gong (Falun Dafa) yang berkultivasi ganda pada watak dan raga selama 6 bulan, serta merasakan medan energi semakin lama semakin kuat, lama-lama saya menjadi teringat …Bukankah sensasi ini sama persis dengan keadaan otak dalam kondisi gelombang Delta…. Ya, benar sekali. Sensasinya sama persis. Saya baru menyadarinya!

Dan saya juga baru sadar, lho bukankah ini berarti walaupun saya beraktivitas setiap harinya, tetapi terus menerus dalam kondisi Delta? Berarti bisa dikatakan saya secara permanen bisa mencapai kondisi gelombang Delta. Sungguh luar biasa! Baru kemudian saya tersadar lagi, kalau begitu, bukankah ini berarti saya selalu terhubung dengan alam (dimensi) lain setiap saat? “Wah, saya semakin kagum pada latihan senam meditasi dari Tiongkok ini.” Di sinilah akhirnya bisa dimengerti, bahwa orang yang berlatih meditasi ini jika memancarkan Pikiran Lurus, maka efeknya akan sangat dahsyat mempengaruhi ruang dimensi lain.


::dikutip dari: http://health.groups.yahoo.com/group/innerpeace_nusantara/message/336
diposting oleh: Mubarok Agung Prasojo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar